Wanted . . . .

Total Tayangan Halaman

Minggu, 13 Mei 2012

Berita ter uptodate tentang pesawat Sukhoi Superjet 100 (5)

Tak ada Jenazah yang Utuh

 

TRIBUNNEWS.COM,BOGOR--Hari ketiga pencarian korban pesawat Sukhoi Superjet100 yang menabrak tebing di Gunung Salak, Bogor, Jabar, membuahkan hasil. Sebanyak 12 jenazah penumpang ditemukan tim Basarnas dibantu Polri, TNI, dan mahasiswa.
Wartawan Tribunnews, Adi Suhendi, yang ikut rombongan pertama pencarian, Jumat (11/5), melaporkan, dari ke-12 jenazah yang sudah ditemukan, tak satu pun ditemukan dalam keadaan utuh.
"Saat kami tiba, mulanya kami mencium bau menyengat dari arah kanan. Kami tengok, yang kami lihat serpihan pesawat. Dan ke arah kanan lagi, yang kami lihat bukan jenazah lagi, tapi serpihan jenazah. Saya lihat, angkat, ada potongan tangan, kaki, tangan tengkorak kepala yang tidak utuh, rambut dan bagian hidung saja," kata Ridwan.
"Lalu, ada serpihan pesawat, seperti baling-balik yang kecil. Semuanya ada di bibir tebing dan pohon," ungkap Ridwan Hakim di Posko Utama kecelakaan SS100, Balai Ternak Embrio, Cipelang, Cijeruk, Bogor, Jumat petang.
Ridwan (20), anggota Mapala Universitas Indonesia (UI), bersama dua rekannya, Komarun (20) dan Kurniadi (21) adalah orang pertama yang tiba di lokasi Sukhoi menabrak tebing Puncak Salak I.
Ridwan mengungkapkan, setiba di lokasi, Batutapak, Cidahu, ia dan dua rekannya melihat banyak potongan tubuh manusia dan pesawat berserakan di bibir tebing dengan kemiringan sekitar 85 derajat. Potongan tubuh manusia dan pesawat juga tampak bergelantungan di atas pohon dalam kondisi hangus.
Ridwan mengakui kecil kemungkinan masih ada korban selamat. Namun, ia tak bisa memastikan jika seluruh penumpang dan awak pesawat telah tewas. Sebab, tidak ditemukan bagian besar tubuh pesawat.
"Mungkin bagian pesawat yang besarnya jatuh lebih dalam lagi. Karena posisi tebing ke jurang sekitar 400 sampai 500 meter. Kami tidak sampai ke dasarnya, karena kekurangan alat tali," jelasnya.
Hingga kemarin, serpihan pesawat yang paling besar ditemukan adalah bagian ekor yang memperlihatkan logo Sukhoi.
Ridwan dan dua rekannya adalah anggota Mapala UI dari angkatan 2010. Mereka bersama sejumlah anggota Marinir menjadi kelompok pertama yang sampai di lokasi.

"Kami berangkat dari Loji Kamis kemarin pukul 13.00 WIB. Sempat ngecamp (berkemah) pukul 18.00 WIB di ketinggian 2096. Pukul 07.00, kami lanjutkan perjalanan, sampai lokasi 10.15 WIB. Kebetulan kami dan bapak-bapak marinir adalah kelompok pertama yang sampai di lokasi. Dan kami bertiga berada di barisan terdepan sampai di lokasi," kata Ridwan.

Pantauan Tribun di lapangan, pesawat Sukhoi hancur berkeping- keping. Kepingan pesawat menyebar dari atas ke bawah sejauh kurang lebih 200 meter.Dari Puncak Salak 3, tak ada lagi bentuk pesawat yang tersisa. Yang terlihat hanya kepingan-kepingan kecil di tebing yang kemiringannya
Untuk menjangkau lokasi tersebut Tim SAR gabungan langsung melakukan pembukaan akses jalur evakuasi melewati Puncak Salak 1 yang tentu saja jaraknya lebih jauh karena harus memutar.
Seorang polisi yang ikut melakukan pencarian, menjelaskan bahwa untuk mengevakuasinya dibutuhkan tali supaya tim bisa menjangkau tebing yang tingginya lebih dari 200 meter.
Informasi yang dihimpun Tribun, untuk menjangkau tebing yang berada di seberang Puncak Salak 3, sebagian tim sudah bergerak dari Cidahu dan sudah melakukan evakuasi korban.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar