Wanted . . . .

Total Tayangan Halaman

Minggu, 13 Mei 2012

Berita ter uptodate tentang pesawat Sukhoi Superjet 100 (3)

Inilah Ambisi Sukhoi Superjet 100 Sebelum Insiden

 

 

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW-- Kejadian yang menimpa pesawat buatan Rusia Sukhoi Superjet (SSj 100) mencuatkan keraguan pada ambisi Rusia memasuki pasar penerbangan internasional. Para ahli mengatakan, sebelumnya Rusia menggantungkan harapan besarnya tersebut pada proyek SSJ 100 ini.
Radar pesawat meledak Rabu (9/5) lalu saat melakukan demo penerbangan di Indonesia. Keesokan harinya pecahan pesawat SSJ 100 ditemukan di sekitar puncak Gunung salak dengan ketinggian 5.200 meter.
Penerbangan tersebut merupakan road show pertama, untuk pesawat jet penumpang dalam sejarah penerbangan Rusia. Pesawat semestinya akan mengunjungi enam negara. Pada tanggal 3 Mei, SSJ 100 mengambil bagian dalam KADEX 2012.
Yakni sebuah pertunjukan udara di wilayah Kazakhstan. Kemudian pada 5 Mei lalu pesawat mengunjungi Pakistan, dan terbang ke Myanmar pada tanggal 7 Mei. Seharusnya setelah ini, pesawat dijadwalkan terbang ke Laos dan Vietnam.

Menteri Industri dan Perdagangan Rusia mengatakan, pembuatan SSJ 100 menelan biaya hingga 34 miliar rubel atau sekitar Rp 10 triliun. Termasuk di dalamnya pemerintah juga mengalokasikan dana anggaran sebesar 16 miliar rubel atau sekitar Rp 4 triliun.
Rusia menargetkan sebelum 2029, Sukhoi berniat menjual 800 pesawat jet dan mengambil 15 persen dari pasar internasional penjualan pesawat regional. Harga SSJ 100 dalam katalog mencapai 31,7 miliar dolar atau sekitar Rp 334 triliun.

Para pejabat pemerintahan Presiden Rusia mengatakan, sebelumnya departemen telah bersiap untuk membeli SSJ untuk mengangkut para pejabat tinggi. Awal tahun lalu bahkan SSJ 100 menerima sertifikat EASA, yang memberi kesempatan pada pesawat tersebut memasuki pasar Eropa.
Untuk saat ini, operator dan pelanggan dari pesawat Rusia terbaru tersebut menolak melakukan berdiskusikan tindakan mereka terkait insiden di Indonesia. SSJ 100 memulai penerbangan komersial pertamanya pada 2011. Pesawat pertama telah dikirim ke Armavia dan Aeroflot. Sementara yang terakhir sekitar enam Superjets juga telah dioperasikan.

SUMBER : WWW.REPUBLIKA.COM
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar