Wanted . . . .

Total Tayangan Halaman

Sabtu, 11 Februari 2012

Melacak Jejak Freemason Dalam Pembentukan Kota JAKARTA


Jika Batavia, yang kemudian berubah nama menjadi Jakarta merupakan sebuah kota Masonik, dibangun VOC sebagai loji terbesar Freemasonry lengkap dengan simbol-simbol IBLIS di dalam tata ruang kotanya.

Serta sejumlah bangunan penting lainnya yang terdapat di dalamnya. Seperti kata pepatah, jika sebuah novel kadangkala sering lebih jujur bertutur tentang sejarah ketimbang buku-buku teks pelajaran di sekolah-sekolah resmi.

Ditulis dalam bahasa ringan dan mengalir, novel thriller dengan tempo amat cepat ini mampu menyuguhkan kejutan-kejutan yang akan mengubah paradigma para pembaca selama ini tentang sejarah bangsa, khususnya sejarah ........TERBENTUKNYA KOTA JAKARTA.

Semuanya dibingkai serta dipertegas dengan sejumlah foto otentik yang menyulitkan bagi siapa saja yang ingin membantahnya.

Mungkin ini satu-satunya novel sejarah dengan hasil kerja riset yang keras dan berani. The Da Vinci Code-nya Indonesia. Berikut sedikit uraian dan analisanya kami suguhkan untuk pembaca situslakalaka :

Jakarta dulu bernama Batavia. Kota ini dibangun VOC menurut cetak biru Freemasonry Hindia Belanda. Kelompok Luciferian ini menyisipkan aneka simbol Masoniknya di berbagai tata ruang kota, arsitektur gedung dan monumen, prasasti makam, dan lainnya, yang masih bisa disaksikan hingga sekarang.

Vatikan pada tahun 1738 dan 1751 menyatakan Freemasonry tidak bertuhan. Dan tahun 1962 Presiden Soekarno membubarkannya.

Namun ANEHNYA pada tahun 2000, Mr GUS DUR menerbitkan Keppres No.69/2000 yang melegalkan kembali Freemasonry di Indonesia ????. Menurut catatan Dr. Th. Steven dalam “Tarekat Mason Bebas dan Masyarakat di hindia Belanda dan Indonesia 1764-1962″, sejumlah tokoh Indonesia menjadi anggota persaudaraan ini. (jika pembaca adalah pengunjung situslakalaka tentu bisa "membaca" siapa mereka pada artikel2 yang lalu)

Sekarang, persaudaraan ini masih eksis sebagai motor utama kaum Imperialis-Globalis. Di awal Orde Baru, Mafia Berkeley merupakan salah satu pelayan mereka, dan kini mereka dikenal dengan nama kelompok Libertarian.

Penggalan episode :
Mereka berdua pun akhirnya terlibat dalam pembicaraan santai. Dalam pertemuan pertama yang singkat tersebut Grant mengetahui jika Angelina Dimitrea berdarah campuran Perancis-Indonesia.

…”Papaku asli Indonesia dari suku Minangkabau, Kanagarian Silungkang, namun sudah lama menetap di Paris sejak tidak bisa kembali ke negeri ini ketika Soekarno ditumbangkan…”
“Seorang eksil?”

Angelina menganggukkan kepalanya.
“Ya, demikian sebutannya. Papa sering bercerita soal itu. Dulu menjelang tahun 1960-an, Presiden pertama negeri ini, Soekarno, mengirim ribuan pemudanya ke negara-negara maju untuk bersekolah. Soekarno ingin, setelah lulus nanti, para pemuda Indonesia ini bisa memelopori pembangunan di negerinya sendiri, mengeksploitasi kekayaan alam Nusantara yang luar biasa banyaknya demi mensejahterakan rakyatnya, jadi tidak tergantung pada negara-negara asing.

Papaku termasuk salah satu dari ribuan pemuda tersebut dan mendapat jatah dikirim ke Jerman. Namun prahara politik di tahun 1965, yang menyebabkan Soekarno jatuh, membuat papaku dan teman-temannya terkatung-katung di Eropa dan juga di berbagai belahan dunia lainnya. Penguasa yang baru, Jenderal Soeharto menyuruh mereka pulang ke tanah air.

Tapi ketika beberapa pemuda itu pulang, mereka langsung dipenjarakan tanpa melewati proses pengadilan. Semua Soekarnois saat itu adalah kriminal. Sebab itu, para pemuda Indonesia itu akhirnya tidak mau kembali ke Indonesia. Paspor mereka pun dicabut rezim diktatur Suharto. Sejak itulah mereka menjadi warga dunia. Dari Jerman, papaku sempat hidup di Amsterdam sebentar, namun kemudian hijrah ke Paris.”

Pembaca pasti tak percaya jika ada yang melebihi kewenangan seorang presiden di negara ini?

Ya, di atas kertas, presiden tetaplah sosok seorang penguasa yang memiliki kewenangan yang luas. Namun di dalam mengambil keputusan dalam ranah kewenangan yang amat luas itu, presiden tetaplah harus mempertimbangkan banyak faktor, terutama ekonomi. Saya yakin di belakang presiden, ada orang-orang tertentu, memiliki jaringan kuat dengan sektor ekonomi dunia, yang sangat berkuasa.

Anda tentu masih ingat, kejatuhan Soekarno menyebabkan jatuhnya negeri ini ke dalam cengkeraman imperialis Barat. Paska Soekarno, ada organisasi tanpa bentuk yang sangat berkuasa dan sangat setia pada majikannya, Amerika Serikat. Mereka mampu menghitam-putihkan perekonomian bangsa ini............Mafia Berkeley

Tepat. Mafia Berkeley sangat berkuasa setelah Soekarno jatuh. Dengan Suharto mereka bersimbiosis-mutualisma dengan menjadikan bangsa dan rakyat Indonesia sebagai tumbalnya. Mereka sangat pintar –saya lebih menganggapnya licik– dalam memperalat angka-angka statistik. Masa kekuasaan Suharto adalah masa kejayaannya.

Mafia Berkeley dengan Bappenasnya merupakan gerbang utama masuknya modal asing dan juga utang ke negeri ini. Setelah Suharto tumbang di tahun 1998, mereka bukannya ikut jatuh namun malah kian berkuasa. Setelah Suharto, tidak ada pemimpin di negeri ini yang berkarakter kuat dan berani mengambil sikap.

Organisasi tanpa bentuk bernama Mafia Berkeley sekarang ini tidak lagi terdengar, namun saya amat yakin, eksistensi kelompok tanpa bentuk yang sangat berkuasa seperti mereka itu tetap ada sampai kini. Hanya berbeda dalam nama, namun pada hakekatnya, tujuannya sama saja… Mereka adalah pelayan setia pada kelompok inti imperialis-globalis, salah satunya bernama Bilderberger Group yang memiliki cabang dengan Trilateral Commission dan juga CFR (Council on Foreign Relations).

Apakah organisasi tanpa bentuk yang ada di Indonesia ini sekarang yang disebut Neo Liberal?”
Neolib atau Neo Liberal itu sebenarnya mengacu pada satu madzab ekonomi kapitalistis yang menghamba pada kepentingan para imperialis-globalis yang berkumpul di Washington. Dalam skala global, mereka, kaum Libertarian itu, tidak hanya bergerak dalam sektor ekonomi, tapi juga bergerak di bidang pendidikan, agama, sosial-budaya, media massa, hiburan, dan lainnya.

Semuanya dijadikan sebagai bagian dari industri. Mereka ini dengan bangga menyebut dirinya sebagai para Libertarian, walau faktanya, mereka sama sekali bukan pembebas, melainkan penjajah. Mereka merupakan instrumen bagi kekuatan konspiratif dunia untuk mewujudkan apa yang disebut ................Tatanan Dunia Baru (The New World Order). 
SUMBER :  http://www.situslakalaka.info/2012/02/melacak-jejak-freemason-dalam.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar